LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA II
PENETAPAN
KADAR AIR TANAH
Oleh
:
Nama
: Sonnia Soviani
NIM
: A0B012017
Rombongan
: I D3- PSL
Kelompok
: E
Asisten : Kristia
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi
yang tersusun dari bahan mineral sebagai hasil pelapukan bebatuan dan bahan
organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tanaman dan hewan, yang mampu
menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat tertentu sebagai akibat pengaruh iklim,
jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk. Semua makhluk di bumi ini
sangat tergantung pada tanah. Oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikannya. Menjaga dan meningkatkan
produktivitas tanah disebabkan karena faktor-faktor yang dapat menurunkan
tingkat produktivitas diantaranya adalah erosi yang terus-menerus dapat
mengakibatkan terkikisnya lapisan tanah yang paling atas, bencana alam, sistem
ladang berpindah, dan lain-lain. Karena dalam mempertahankan dan menjaga
kesuburan serta kelestarian tanah itu tidak mudah, maka mulailah manusia
mempelajari dan mengadakan penelitian tentang tanah. Kemudian dikenal adanya
ilmu tanah.
Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi
tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada
permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman
tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan
produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan
karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya.
Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun
kegiatan manusia (metapedogenesis).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada
proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang
mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga
berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang
diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air
tanah dibedakan menjadi: air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.
B . Tujuan
Menentukan
kadar air tanah untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang dapat ditampung
oleh tanah andisol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air yang
terdapat di dalam tanah Andisol ditahan (diserap) oleh massa tanah tertahan
oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang
baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai
respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi.
Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring,
diukur, dan biasanya contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan
suatu sifat.
Air
mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah. Air penting dalam pelapukan
mineral dan bahan organik, yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar
tanaman. Akan tetapi, bila air terlalu banyak, hara-hara dapat hilang tercuci
dari lingkungan perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut
mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun dalam
jumlah yang dapat merusak tanaman. Air yang berlebihan juga membatasi
pergerakan udara di dalam tanah, dan merintangi akar tanaman memperoleh oksigen (O2). Oleh karena itu, air dapat berguna atau
merugikan bagi pertumbuhan tanaman, tergantung pada jumlah air yang ada dalam
tanah. Air
juga berpengaruh penting pada sifat fisik
tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada
konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Begitu pula variasi
kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah.
Kandungan air tanah dapat
ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti
basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar
air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi
dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh.
Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila
dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat
tanah kering yang tetap.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air
tanah dibedakan menjadi: air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.
1. Air
Higroskopis
Air higroskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah
dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan
merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat
pada matriks tanah .
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat
adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi Air
ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini
menempati pori mikro dan dinding pori makro.
3. Air
gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan
oleh tanah, karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air
gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca
sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah contoh tanah kering angin andisol, timbangan
analitik,
botol timbangan, cawan tembaga, kertas label, bejana seng, pipet ukur 2mm, tissue, keranjang kuningan, oven,
penjepit dan eksikator.
B . Prosedur Kerja
1.
Kadar air
Tanah kering angin
·
Botol timbang
ditimbang dengan timbangan analitik.
·
Ditempel dan
diberi lebel (supaya antara tutup yang lain tidak tertukar).
·
Lalu tanah
dimasukan ke dalam botol timbang setinggi 2,5 cm dan ditimbang kembali , catat
hasilnya.
·
Botol berisi
tanah tadi dimasukan ke dalam oven dalam keadaan tertutup selama 4 jam dengan
suhu 100-150 ºC .
·
Setelah di
oven botol dimasukan ke dalam eksikator selama 15 menit.
·
Botol diambil
dengan penjepit dan ditimbang kembali.
·
Perhitungan/rumus
Kadar air (KA) =
x 100%
|
2. Kadar air kapasitas lapang
·
Bersihkan
keranjang, diberi lebel dan beri tanda pada keranjang 2,5 cm.
·
Timbang dan
masukan ke dalam bejana seng.
·
Tanah
dimasukan setinggi tanda yang telah diberikan jangan ditekan dan ratakan.
·
Tanah
ditetesi air sebanyak 2 ml dan dilakukan di 3 tempat berbeda dan tidak saling
bersinggungan dan ditutup selama 15 menit.
·
Setelah 15
menit angkat pelan-pelan, diatas tatakan kertas digoyang perlahan dan jangan
sampai tanah yang menggumpal pecah.
·
Timbang tanah
yang menggumpal.
·
Perhitungan /
rumus
K.A.1
=
x 100% + KA
|
BAB III
Hasil dan Pembahasan
A . Hasil
1. Kadar air tanah kering angin (Ka)
ulangan
|
Botol timbang kosong (a
gram)
|
(a)+ contoh tanah (b
gram)
|
(b)
setelah dioven (c gram)
|
Kadar
air tanah kering udara (%)
|
Ka1
|
22,1402
gr
|
30,9755
gr
|
29,9826
gr
|
12,66%
|
Ka2
|
23,8284
gr
|
32,1646
gr
|
25,5688
gr
|
37,9%
|
Ka3
|
25,7753
gr
|
34,0676
gr
|
33,1430
gr
|
12,5%
|
Ktotal = 21,02%
KA 1 = ( b – c ) x 100% KA 2 = ( b – c ) x 100%
( c – a ) ( c –a )
= 30,9755 – 29,9826 x 100% = 32,1646 – 25,5688 x 100%
29,9826 - 22,1402 25,5688 – 23,8284
= 0,9929 x 100% = 6,5958 x 100%
7,8424 1,7404
=
12,66 % =
37,81 %
KA 3 = ( b – c ) x 100% KA Tot = KA
1 + KA 2 + KA x100%
( c – a )
3
= 34,0676– 33,1430 x 100%
= 12,66 + 37,9 + 12,5 x 100%
33,1430 – 25,7753 3
= 0,9246 x 100%
= 63,06 x 100%
7,3677
3
=
12,5 %
= 21,02 %
2.
Kadar air kapasitas lapang (Kl)
ulangan
|
Keranjang
kuningan
(a
gram)
|
Keranjang
kuningan + tanah basah (a gram)
|
Kadar air
|
Ka1
|
32,0476 gr
|
41,6255 gr
|
47,32%
|
Ka2
|
31,3480 gr
|
42,2059 gr
|
43,52%
|
Ktotal= 45,42%
KL 1 = 2 x 100 %
+ % KA
b – (a + 2)
= 2 x 100 % + 21,02 %
41,6255 – (32,0476 + 2)
= 2 x 100 % + 21,02 %
7,5779
= 26,4 % + 21,02 %
= 47,42 %
KL 2 = 2 x
100 % + % KA
b – ( a + 2)
= 2 x
100 % + 21,02%
42,2059 – (32,34 + 2)
= 2 x 100 % + 21,02 %
5,37
= 22,58 % +
21,02%
= 43,6 %
KL Tot = KL 1 + KL 2 x 100 %
2
= 47,32 + 43,52 x 100 %
2
B . Pembahasan
Air tanah dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Air
Higroskopis
Air higroskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah
dengan sangat kuat,sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat
sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat
kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm (pF 4,0 –
4,7).
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat
adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi Air
ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini
menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara 1/3 –
15 atm (pF 2,52 – 4,20).
3. Air
gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan
oleh tanah, karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air
gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca
sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara.
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang
terkandung dlam pori-pori tanah dalam suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya
gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,
karena butiran-butirannya berukuran lebih besar,
maka setiap satuan berat (gram) mempunyai luas permukaan yang
lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur
liat, karena lebih halus maka
setiap satuan berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur
hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur
kasar.
Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu
untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi
yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan
air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya
simpan lengas tanah.
Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah
air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi
air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga air
gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah
mengandung air yang optimum bagi tanaman,karena pori makro berisi udara
sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air.
Titik layu
permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman
tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
mak tanaman akan mati. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan Tanah Kering Udara pada tanah Andisol mempunyai kadar
air tanah kering udara berturut-turut pada ulangan I, II, dan III adalah 12,66 % , 37,81 %, dan 12,5 %. Dan dihasilkan rata-rata kadar air pada tanah kering udara 21,02 %. Sedangkan pada
kadar air tanah kapasitas lapang pada Kl 1 dan Kl 2 adalah 47,42 % dan 43,6 % dan dihasilkan
rata-rata 45,51%. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume
yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai
keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi
tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan sejumlah tanah dikeringkan
dengan oven pada
suhu 1000 C – 1500 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.
BAB
IV
Penutup
A . kesimpulan
Kadar
air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dlam pori-pori tanah dalam
suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah
tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi.
Air juga berpengaruh penting pada sifat
fisik tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh
pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah.
B .
Saran
Pada
percobaan dalam mencari kadar air tanah dibutuhkan ketelitian dalam penelitian
dan perhitungan, karena jika dalam penelitian salah maka pada perhitungan juga
salah.
Daftar
Pustaka
Darmawijaya, M.I.1990. Klasifikasi Tanah.Gajah
Mada University Press: Yogyakarta
Foth, Henry. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA :
Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah.
Jakarta :Rajawali Press
Hardjowigeno,
Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika
Pressindo: Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar